Senin, 10 Juni 2013

Adik kelasku, Acel.

"Dek, namanya siapa?" Tanyaku pada salah satu adik kelasku yang lagi mengikuti MOS disekolahku, dia adalah seorang adik kelasku yang sempat mencuri perhatianku pada saat hari pertama MOS.
"Namaku Acel, kak" Jawabnya dengan sedikit nada seperti orang ketakutan tetapi tetap tersenyum padaku. "Ah... Senyumannya manis banget", ungkapku dalam hati.
"Oh, Acel. Yaudah dek, langsung masuk ruangan kelasnya ya." Ucapku kepadanya dan dia berlalu menuju ruangan kelasnya.

Acel? Nama yang indah seperti orangnya, ya dia indah bagiku. Jujur, sebenarnya pas hari pertama MOS aku sudah memperhatikannya, dia punya wajah yang manis menurutku, rambut panjang, kulitnya kecokelatan bersih serta memiliki senyum yang indah. Aku memang cowok yang pemalu, untuk berkenalan seperti tadi dengannya saja aku butuh keberanian yang cukup banyak.

Hari kedua MOS kali ini aku sudah tahu namanya, aku makin lama makin terbawa perasaan sama Acel, selama MOS aku terus memperhatikan dia walaupun sebenarnya aku suka tidak tahan ketika Acel tersenyum padaku. Manis sekali.

Di Lapangan Sekolah...
"Maff, tolong urusin kelas X6 dong. Lu kan koordinator lapangan, kalo bisa awasin kelas X6 ya." Ucap temanku si Aldi kepadaku.
"Sip!" Jawabku senang karena X6 itu adalah kelas Acel.

"Dek, sakit?" Tanyaku pada Acel yang kelihatan pucat ketika sedang berdiri dibarisan kelasnya bersama teman - temannya.
"Engga, kak." Jawabnya pelan.
"Kamu serius? Kalo emang sakit, istirahat aja dulu. Apa mau ke UKS aja? Sini deh papan namanya lepas dulu kasih ke aku." Ucapku dengan nada perhatian dan diapun memberikan papan nama MOSnya kepadaku.
"Aku gak mau ke UKS kak, aku gapapa kok."
"Yaudah, tapi kalo emang kamu udah kecapekan jangan di paksain ya, Cel."
"Iya, makasih kak Maffa." Jawabnya dengan sambil tersenyum kepadaku. Ah... Acel memanggil namaku! Ntah kenapa pada saat dia menyebut namaku, aku senang karena ternyata dia mengetahuiku serta keberadaanku selama menjadi panitia MOS ini dan akupun menuju barisan panitia MOS untuk melakukan apel pagi hari, lalu menyelenggarakan games untuk menghibur para siswa - siswi baru ini.

Di lapangan sekolah yang sedang di senggalarakan MOS ini sebenarnya cukup panas cuacanya, aku takut kalau misalnya Acel pingsan atau jatuh sakit. Aku takut... Aku engga tau ini rasa takut datang darimana, yang pasti, ketika kita menyukai / menyayangi seseorang kita pasti bakal ketakutan juga kalau misalnya orang yang kita suka atau kita sayang itu mendapatkan kejadian yang buruk kepadanya.

"EH ADA YANG PINGSAN NIH, KOORDINATOR LAPANGAN BURUAN KE BARISAN KELAS X6." Teriak teman cewekku yang lain dengan memakai toa sekolah. Akupun yang daritadi mengekhawatirkan keadaan Acel, langsung berlari menuju barisan kelas X6 yang berada di lapangan. Benar, feelingku benar, Acellah yang ternyata pingsan di lapangan. Melihat teman - temanku menggotong Acel menuju UKS, akupun ikut bersama mereka untuk menggotong Acel menuju UKS.

Di UKS...
"Maffa, lo aja ya yang jagain ini anak X6. Lo gak masalahkan? Anak - anak yang lain masih ada kerjaan, lo koordinator lapangan mah udah kelar tugasnya palingan ntar siang lagi." Ucap ketua panita MOSku ini, si Adit.
"Yaudah, gue tunggu dia sampe siuman deh ya. Tolong juga Dit, jangan sampe ada adek kelas yang pingsan lagi, kalo bisa jangan terlalu lama juga di lapangan."
"Iye." Jawaban singkat dari Aditpun membuatku langsung memperhatikan Acel yang sedang tidur. Ntah dia tidur,  tidak sadar ataupun masih pingsan yang sedang terbaring lemas di kasur UKS.

"Kak..." Terdengar suara lembut dan pelan yang membuyarkanku dari lamunanku yang sedang memperhatikan teman - temanku yang sedang sibuk dilapangan untuk mengatur adek kelas supaya bisa masuk kedalam kelasnya masing - masing dengan keadaan tertib.
"Loh, Cel? Kamu udah sadar? Istirahat aja dulu, jangan terlalu banyak ngomong." Akupun menuju Acel dan berdiri disamping kasurnya.
"Udah... Maaf kak."
"Maaf? Maaf kenapa?"
"Maaf tadi gak nurut perkataan kakak buat ke UKS."
"Yaudah gapapa, kamu istirahat aja dulu disini." Ucapku dengan perhatian dan Acelpun nurut atas nasihatku dan kembali tertidur dikasur UKS.

"Kamu manis banget ya, Cel. Lagi tidur aja keliatan banget kalau kamu itu manis, asal kamu tau Cel, aku baru kali ini jatuh cinta sama seseorang yang baru ku kenal dalam waktu singkat yaitu 2 hari. Aku tertarik sama kamu, Cel. Mungkin ini aneh. Tapi ini perasaanku yang sebenarnya, jatuh cinta dengan waktu yang sangat singkat dan sayang pada pandangan pertama saat kamu tersenyum padaku." Ungkapku dalam hati sambil terus melihat Acel yang sepertinya sudah sangat terlelap tidurnya.

Bel Pulang MOS...
"Cel, bangun." Ucapku lembut sambil sedikit menyenggol tangannya supaya dia terbangun sambil menenteng tas karung yang dipergunakan selama MOS ini.
"Hmmm... Iya, kak." Jawabnya sambil menggosokkan tangannya di matanya.
"Masih ngantuk? Kamu pulang sama siapa?"
"Hehe, masih kak tapi udah gak terlalu sih. Aku dijemput mamahku kak."
"Oh, yaudah. Eh iya, ini tas karungnya."
"Makasih ya kak, besok bawaannya apa aja kak buat MOS?"
"Kamu kalo masih sakit, mending gak usah kesekolah dulu."
"Aku udah mendingan kok kak, besokkan hari terakhir."
"Yaudah, kalo kamu mau, boleh minta nomer kamu? Ntar jam 4 aku SMS-in barang - barang yang harus di bawa besok."
"Duh, maaf ya kak, aku malah ngerepotin kakak lagi."
"Iya, gapapa kok. Nomernya tulis di handphone ku aja ya." Akupun memberikan handphoneku kepadanya.
"Ini kak, udah aku save ya. Maaf sekali lagi kak, ngerepotin kakak mulu." Ucapnya sambil memberikan kembali handphoneku lalu sedikit menunduk karena mungkin dia merasa tidak enak kepadaku.
"Yaelah, santai aja dek. Yaudah, hati - hati ya pulangnya, istirahat yang cukup juga ya supaya besok gak sakit lagi."
"Iya kak, makasih ya." Jawabnya sambil tersenyum lalu tanpa sengaja saat dia tersenyum, mataku dengan matanya saling bertatapan walaupun hanya sebentar tetapi hatiku berdegup kencang dan diapun keluar dari ruang UKS. Ya, aku baru sadar kalau ternyata Acel memiliki mata yang indah yang dapat membuat hatiku menjadi tidak karuan seperti ini. Ah... Saat mata bertemu, dada berdegup kencang di dalam hati ini. Tanpa sadar ku berteriak.......... I'm loving you~ 

Dirumah Maffa...
"Gokil, dapet nomernya!" Ucapku secara spontan lalu berbaring kekasur kamarku.
"Gak nyangka ya bisa secepet ini. Gue coba SMS ah." Akupun mengambil handphoneku yang tergeletak disampingku lalu mengetik pesan yang akan kutujukan kepada Acel.


Puas akhirnya bisa SMS-an dengan Acel walaupun hanya sebatas basa - basi. Setelah selesai SMS dengannya akupun langsung kepikiran bahwa besok apalagi yang terjadi. Aku juga memikirkan kepada siapa Acel memberikan surat cintanya.

Hari terakhir MOS.
"Eh dek, gimana? Ada bawaan yang kurang gak buat hari ini?" Tanyaku pada Acel yang lagi berdiri di lapangan bersama barisan kelasnya.
"Engga kok kak. Oh iya, makasih ya kak tadi malem mau SMS-an buat ngasih tau bawaan MOS hari ini." Jawabnya dengan tersenyum. Senyuman yang kelihatan memberikan kehangatan... Senyuman manis yang beberapa hari ini terbayang dipikiranku.
"Kamu udah mendingan?"
"Udah donggg, aku tadi malem abis belanja langsung tidur."
"Kamu suka begadang ya?"
"Iya kak, susah tidur hehe."
"Pantes kemaren pingsan trs pas tidur pules banget di UKS. Ternyata kurang tidur sama dicampur aduk sama rasa capek kali tuh makanya kemaren sakit."
"Iya kak, maaf ya kemaren ngerepotin."
"Masih aja minta maaf."
"Ya lagian aku gak enak kak sama kakak, udah ngerepotin di UKS eh masalah MOS juga ngerepotin."
"Gapapa kok. Eh, aku balik ke ruangan panitia dulu ya. Kalo emang masih agak gak enak badan, ntar kasih tau kakak kelasnya yang ada disini ya."
"Iya kak, makasih yaaaa."

Akupun sebenarnya ingin keruangan panitia untuk sarapan sebentar, ruangan panitia ini berada di lantai 2 dan pada saat berada diruangan kelas akupun makan dipojok jendela sambil melihat ke arah lapangan sekolah. Dari sini, aku bisa melihat Acel berbeda sendiri pakaiannya, mungkin karena dia dari sekolah swasta dulunya, makanya bajunya rada mencolok sendiri alias... Beda sendiri.
"Dari ruang kelas (tick tack) memandang jendela... Menunggu mentari senja... Sendiri.. Diriku.. (tick tack tick tack)~" Ungkapku dalam hati.
Dari sini aku melihat kalau Acel lagi bercanda dan dia sempat tertawa dengan teman - temannya. Aku bersyukur, walaupun sampai saat ini status kami hanya sebagai kakak kelas dan adik kelas. Aku tetap bahagia, aku senang ketika bisa melihat dia tersenyum walaupun dia tersenyum dengan orang lain... Indah bukan? Ketika kita melihat orang yang kita sayang tersenyum walaupun dia tersenyum bukan buat kita. Bersyukurlah, kalau kita bisa melihat dia tersenyum bukan menangis di depan mata kita sendiri.

Selesai sarapan akupun menuju kelas X6 karena ingin bertemu Acel.

Dikelas X6
"Adek - adek, tolong ya ntar surat cintanya dikasih langsung ke kakak kelasnya yang kalian suka. Terus kadonya boleh bebas kok kalo mau ngasih sama yang lain juga gapapa. Oh iya, jangan lupa buat minta tanda tangannya biar ada tambahan poin, soalnya nanti ada hadiah loh dari kakak kelas kalian buat kalian yang poin tanda tangannya banyak." Ucap temanku si Dina yang menjadi korlas X6.
Aku tetap berdiri didepan papan tulis, aku melihat Acel, aku terus melihat wajahnya, wajah yang manis menurutku berserta rambut panjang yang indah.
"Oh iya, jangan lupa, kalo ada yang sakit jangan maksain diri ya." Ucapku kepada adik kelas yang berada di kelas X6 ini.
"Iya, kak Maffa..." Ucap mereka serentak.
Akupun mengitari kelas X6 sambil melihat papan kardus yang tetap tergantung di leher mereka yang berisikan foto, nama panggilan dan kelas. Aku juga sempat berhenti disamping meja Acel sambil melihat papan kardus dan terutama bagian fotonya. "Manis ya dia pas di fotonya aslinya juga sih", ungkapku dalam hati.
"Kenapa kak Maffa?" Tanya Acel yang mengetahui kalau aku dari tadi melihat papan kardusnya.
"Itu, foto kamu lucu. Haha."
"Jelek begini."
"Bukan jelek dek, tapi lucu... Haha. Nyengir gitu lagi fotonya."
"Haha iya, makasih ya kak di bilang lucu." Ucapnya sambil tersenyum dengan ekspresi malu - malu. Argh! Senyuman yang manis itu lagi...
"Love you... Dirimu adik kelasku~ (Love me!) (Hold me!)~ Diriku menyukaimu (Kiss me!)~ Ekspresi yang malu malu... Bagaikan lebih muda dariku......~" Ucap bantinku.

"Iya dek, yaudah catet dulu gih tuh yang ada di papan tulis tentang peraturan sekolah ini gimana."
"Iya kak."

Akupun menuju keluar kelas sambil tersenyum kegirangan, ntah kenapa setiap kali melihat Acel tersenyum dan memanggil namaku, aku merasa senang sekali. Inikah yang namanya jatuh cinta? Mungkin iya, karena cinta itu gak bisa kita tebak datangnya kapan, bisa secara tiba - tiba dengan adanya rasa pertemuan yang membuat hati bahagia dan rasa nyaman ketika kita didekatnya. Itulah... Jatuh cinta.

Hari MOS terakhir. Sore hari...
Jujur, aku sedikit khawatir kalau misalnya Acel mempunyai kakak kelas yang dia sukai lalu dia memberikan surat cintanya tersebut. Ntah kenapa perasaanku tidak tenang, aku takut kalau misalnya cewek yang selama ini diam - diamku sayang untuk beberapa hari ini ternyata menyukai cowok lain.

Dilapangan....
"Ya, sekarang kalian boleh memberikan surat cinta ke kakak kelas yang kalian suka dan kalian juga diizinkan untuk memberikan kado kesiapapun yang telah kalian bawa buat kakak kelasnya." Ucap ketua panitia MOS disekolahku.
Aku hanya duduk dilapangan sambil melayani beberapa adik kelas yang memberikan surat cinta, kado maupun meminta tanda tanganku untuk menambah poin. Aku dari tadi menunggu Acel untuk memberikan surat cintanya kepadaku, walaupun wajahku tersenyum dan ramah kepada adik kelas yang lain tetap saja hatiku resah karena aku tidak bertemu Acel.
20 menit aku menerima surat cinta, kado dan permintaan tanda tangan dan sampai saat ini juga aku belum melihat Acel.
"Kak Maffa." Suara lembut dari belakang yang mengejutkanku membuat hatiku sedikit rada lega dan membalikan badan.
"Eh iya, kenapa Cel?"
"Ini..." Diapun memberikan kertas tanda tangan untuk kakak kelas dan aku sedikit kecewa ketika dia tidak memberikan surat cintanya untukku dan akupun menanda tangani kertas itu.
"Eh kak, ini.... Hehe..." Aku sedikit kaget ketika aku mengembalikan kertas tanda tangan ternyata dia mengambil surat cintanya yang dia taruh di saku roknya.
"Ini? Surat Cinta?"
"Iya kak. Hehe."
"Isinya?"
"Ya gitu deh, baca dirumah aja kak. Gak enak banget kalo langsung dibaca."
"Eh iya, makasih ya." Ucapku sambil malu - malu dan diapun terlihat malu - malu juga ketika aku mengucapkan terima kasih padanya.
"Iya kak. Aku kembali barisan ya, gak enak yang lain udah pada baris ketempat barisannya lagi."
"Iya dek." Ucapku singkat dan tetap tersenyum.

Saat melihat Acel menuju kebarisannya, akupun tersenyum kegirangan sambil terus memandangi surat cinta yang digambarkan berbentuk hati didepannya sambil bertulisan "Untuk : Kak Maffa". Saat melihat surat cinta ini, hatiku berdebar - debar... Ingin rasanya loncat - loncat di lapangan tapi itu tak mungkin, pasti engga enak juga kalau misalnya kelihatan adik kelas yang lain.





Pulang MOS...
"Acel, hati - hati ya pulangnya." Ucapku sambil berjalan menuju parkiran motor disekolahku yang melihatnya sudah di jemput oleh mobil ibunya.
"Iya kak, kak Maffa hati - hati ya pulangnya." Diapun melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam mobilnya.

Hari yang indah menurutku, andaikan aku bisa jujur dengan cepat kepada Acel saat ini, andaikan aku punya keberanian yang lebih untuk mengutarakan perasaanku... Andai...

Dirumah...
Akupun langsung masuk kamar dan membuka seragam lalu mengganti pakaian sekolahku dengan baju biasa.
Setelah ganti baju, akupun mengambil surat yang diberikan Acel kepadaku lalu aku baca sambil tiduran di kasurku...

Aku yang membaca surat inipun tersenyum - senyum sendiri didalam kamar.
"Cel... Kamu tau gak pas aku baca surat ini rasanya aku seneng banget? Mungkin perasaan kamu ke aku hanya sebatas kakak kelas yang baik ke adik kelasnya, tapi menurut aku ini perasaan antara seorang cowok yang terlanjur sayang sama seorang cewek yang dia sukai pada saat pandangan pertama bertemu. Pandangan pertama disaat aku ngeliat senyuman kamu yang indah itu yang akhir - akhir ini terus terbayang olehku. Kamu tau, Cel? Ini bukan rasa suka tapi ini rasa sayang yang telah dicampur aduk dengan rasa nyaman berserta rasa suka. Aku sayang kamu, Cel." Ucapku dalam hati.

Akupun setelah membaca surat dari Acel inipun langsung berpikiran untuk mengutarakan perasaanku juga kepadanya esok hari. Aku rasa, aku ingin mengutarakan perasaanku secara langsung bukan memakai surat tetapi dengan omongan berserta bukti rasa sayangku padanya. Akupun terus memikirkan cara untuk esok hari ketika aku ingin mengutarakan perasaan ku ini..... Ah....... Aku tidak bisa tidur karena memikirkan hal ini.


Pagi disekolah...
"Lu ngapa, Maff?" Tanya temanku.
"Emang gue kenapa?"
"Itu muka lo kusut banget, kurang tidur?"
"Iya nih kurang tidur gua."
"Ngapa?"
"Kagak, eh kelas X6 kelasnya masih yang kemaren dipake buat MOS kan?"
"Iya, eh mau kemana lu?"
"Gak haha. Udah ye." Ucapku lalu sambil berjalan terburu - buru sambil menuju kelas Acel.

Dikelas X6...
"Ada si Acel gak, Dek?" Tanyaku pada salah satu adik kelas yang berada di kelas X6.
"Ada kok kak, tuh anaknya." Jawabnya sambil menunjukan posisi Acel.
"Cel... Acel..." Panggilku dengan suara rada keras dan Acelpun menoleh kepadaku lalu berdiri didepanku.
"Kenapa kak?"
"Pulang sekolah bisa ngomong sebentar?"
"Dimana?"
"Di pohon belakang sekolah yang deket parkiran motor, bisa?"
"Mau ngomong apa kak emangnya?"
"Ntar aja ya aku jelasin pas pulang nanti. Sampai jumpa, Cel."
"Eh yaudah deh kak. Sampai jumpa juga kak."

Dikelas Maffa...
Aku terus terbayang gimana nanti saat Acel menjawab pertanyaan perasaanku kepadanya. Aku takut kalau ternyata dia hanya menganggapku sebagai kakak kelasnya saja, aku takut kalau ternyata dia udah punya seseorang yang lebih ia sukai daripada diriku. Ah... Lebih baik aku memikirkan yang positive thinking saja.

Dibawah pohon dekat parkiran sekolah...
"Eh, Cel. Maaf ya nunggu disini dulu, lama ya?"
"Engga kok kak."
"Maaf ya, tadi ada omelan dari guru dulu sih dikelasku"
"Iya kak gapapa kok, ada apa sih emangnya?"
"Hmmm... Gini, Cel..."
"Apa?"
"Kamu pernah ngerasain suka sama seseorang pada saat baru pertama kali eye contact dengannya?"
"Hmm.. Gmn ya....."
"Rasanya gimana menurut kamu, Cel?"
"Ya hati berdebar - debar lah pasti."
"Nah iya itu yang aku rasain sekarang."
"Maksudnya?"
"Aku ngerasain itu saat kamu sama aku saling bertatapan mata, saat kita saling tersenyum satu sama lain, itu yang aku rasain, Cel... Aku langsung jatuh cinta sama kamu Cel waktu pertama kali aku ngeliat kamu waktu hari pertama MOS. Aku sayang kamu, Cel..."
"Kok bisa?"
"Bisalah, mana ada sih cinta yang bisa ditebak?"
"Aku gak nyangka kak."
"Gak nyangka gimana?"
"Ya gak nyangka aja, kakak suka sama aku...... Juga." Jawabnya sambil malu - malu.
"Ha? Jadi surat cinta itu bener?"
"Iya kak, aneh ya isinya?"
"Gak sih, mana ada sih perasaan seseorang yang terlanjur sayang hanya karena sebatas eye contact & saling senyum itu gak aneh?"
"Haha, bisa aja."
"Hm... Cel..."
"Apa?"
"Kalo marah gak kalo aku ngucapin..."
"Ngucapin apa?"
"Kalo kamu itu pacar aku sekarang?"
"Menurut kakak?"
"......" Akupun terdiam ketika dia bertanya seperti itu.
"Kok diem?"
"Jadi... Kita pacaran?"
"Bukan, kakak kelas sama adik kelas yang baru jadian." Jawabnya usil. Akupun tersenyum senang ketika mendapatkan jawaban seperti itu dari Acel.
"Makasih ya, Cel."
"Buat?"
"Udah ngejawab perasaanku."
"Makasih juga kakak udah peka sama surat cinta yang aku kasih ke kakak."
"Masih aja manggil kakak."
"Terus apa?"
"Maffa aja"
"Yaudah, makasih Maffa..."
"Eh iya, kamu gak pulang?"
"Ini mau pulang. Mamahku udah jemput kayaknya di depan."
"Aku anter sampai pintu gerbang didepan ya."
"Okeee."
Akupun menggandeng tangannya menuju motorku yang agak jauh dari pohon ini dan dia merespon tanganku yang menggenggam tangannya yang akhirnya membuat dadaku berdebar - debar.

Love you... Dirimu adik kelasku~ (Love me!)~ (Hold me!)~ Dua tahun di bawah ku... Dada ku berdebar debar... Sambil terus bergandengan tangan~



Cinta itu aneh. Cinta itu bisa dateng tiba - tiba. Cinta itu gak bisa kita tebak datangnya bisa kapan. Aku tau cinta ketika aku bertemu dengan gadis yang memberikan senyuman indah dan tatapan mata yang membuatku terasa nyaman ketika aku melihatnya. Makasih Cel.... Berkat kamu, aku tau gimana rasanya jatuh cinta yang indah ketika kita merasakan sesuatu yang sama - sama kita sukai. Aku nyaman sama kamu, aku suka sama kamu dan itupun membuatku terlanjur sayang sama kamu, Cel. Aku sayang kamu dengan perasaan cinta yang aneh ini. Haha. Love you, Cel.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome to Tarantula's Blog